ADA APA DI BULAN AGUSTUS ?

Musim kemarau panjang akan terjadi pada tahun ini, yang akan berdampak pada kekeringan di banyak wilayah di Indonesia. Ini disebabkan oleh adanya fenomena El Nino lemah. Menurut BNPB, hingga Senin, 22 Juli 2019, ada 55 kepala daerah dan tujuh provinsi yang wilayah kabupaten kotanya menetapkan siaga darurat kekeringan

Pada dasarnya, kualitas udara memang dapat menurun saat musim kemarau karena berkurangnya frekuensi hujan. Akan tetapi, kekeringan juga dapat dipicu oleh perubahan iklim yang ditimbulkan oleh gas rumah kaca dari berbagai polusi udara seperti asap kendaraan bermotor dan PLTU. Akibatnya suhu saat musim kemarau dapat meningkat tajam. Belum lagi selama musim ini, rawan terjadi kebakaran hutan. Tanah kering dan kebakaran hutan akan meningkatkan jumlah partikel udara dalam bentuk asap. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa teknologi ramah lingkungan menjadi semakin penting, yaitu untuk mengurangi dampak perubahan iklim tersebut.

Perlu diketahui bahwa musim kemarau juga memiliki potensi penyakit tersendiri. Asap dan partikel polutan di udara pada saat musim kemarau biasanya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan musim penghujan. Asap dan partikel polutan ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan khusunya untuk orang yang rentan terkena penyakit tersebut. Begitu pula jika sampai terjadi krisis air. Masyarakat yang terkena dampaknya akan mencari sumber air seadanya, terkadang dari sumber air yang tercemar. Salah satu penyakit yang sering muncul akibat krisis air adalah diare, yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang ada di air yang tercemar. Diare juga dapat menyebabkan dehidrasi, dan jika tidak ditangani dapat mengakibatkan kematian. Selain itu, penyakit kulit juga dapat muncul jika ketersediaan air bersih untuk mandi kurang.

Untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh kualitas udara yang menurun, dapat dilakukan tindakan seperti menggunakan masker dan menghindari berada di luar terlalu lama. Sedangkan untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh kekeringan, terdapat beberapa langkah. Pada wilayah yang rentan terkena dampak kekeringan, gunakan air secukupnya saja, seperti saat mandi dan mencuci, dan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Jika harus menggunakan air tersebut untuk minum, usahakan untuk menyaring dan merebus air tersebut hingga matang untuk membunuh kuman yang ada di dalam air.

Sumber referensi:

http://www.voaindonesia.com/a/sejumlah-wilayah-kabupaten-kota-tetapkan-status-siaga-darurat-kekeringan/5010856.html

https://www.liputan6.com/regional/read/4007920/awas-penyakit-penyakit-ini-mengintai-pada-musim-kemarau

https://www.halodoc.com/4-dampak-kekeringan-ekstrem-bagi-kesehatan

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/kekeringan

https://www.greenpeace.org/indonesia/aksi/dukung-indonesia-segera-melakukan-transisi-energi-ke-energi-terbarukan-yang-ramah-lingkungan/

https://www.who.int/water_sanitation_health/diseases-risks/diseases/diarrhoea/en/

https://www.cdc.gov/healthywater/emergency/drinking/making-water-safe.html