Polusi Udara di Jakarta pada Bulan Juni

Pada bulan Juni kemarin, kualitas udara di Jakarta tergolong buruk, terutama saat libur lebaran. Menurut Bondan Andriyanu, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Air Quality Index (AQI) pada H-1 lebaran mencapai angka 210 US AQI dan kandungan pencemar partikulat PM2,5 mencapai 135 μg/m3, yang dapat dikatakan sangat buruk. Bahkan, pada hari itu kota Jakarta memiliki kualitas udara terburuk di dunia. Padahal, jumlah kendaraan bermotor telah berkurang drastis, sehingga terdapat dugaan bahwa ada penyebab lain yang mengakibatkan kualitas udara di Jakarta menjadi buruk.

Selain itu, hari-hari lainnya pun polusi udara di Jakarta cukup buruk. Pada Selasa (25/6), Jakarta kembali menjadi kota dengan tingkat polusi tertinggi pada angka 240 US AQI, berdasarkan data dari AirVisual. Sementara, data dari AQIcn.org, pada bulan Juni, indeks PM2.5 mencapai angka 151-200 (tidak sehat) selama 18 hari, dan angka 100-150 (tidak sehat untuk orang sensitif) selama 10 hari. Kualitas udara seperti ini jelas sangat mengkhawatirkan, karena dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.

Sumber penyebab polusi udara di Jakarta utamanya adalah kendaraan bermotor, serta sumber seperti PLTU dan asap pabrik. Polutan yang dihasilkan berupa karbon monoksida (CO), yang disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor, oksida nitrogen (NOx), Oksida sulfur (SOx), hidrokarbon, dan pencemar partikulat (PM2.5 dan PM10). Polutan tersebut dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti ganguan pernafasan seperti batuk-batuk, ISPA, bronkitis, kanker paru-paru, dan keracunan gas CO. Keracunan karbon monoksida disebabkan oleh terbentuknya karboksihemoglobin (COHb) dalam darah, dengan gejala seperti sakit kepala, lemas, mual, muntah, dan hilangnya kesadaran. Pencemar partikulat dapat menyebabkan bronkitis dan kanker paru-paru.

Untuk menghindari penyakit-penyakit tersebut, terdapat beberapa metode pencegahan yang dapat dilakukan:

  • Gunakan masker pada saat berada di luar ruangan untuk mengurangi jumlah polutan yang masuk ke dalam tubuh.
  • Jangan berada di tempat-tempat sumber polusi terlalu lama, seperti jalan raya.
  • Jika bisa, kurangi aktivitas di luar ruangan. Berada di dalam rumah dapat mengurangi risiko terkena penyakit karena udara yang lebih bersih dalam ruangan.
  • Gunakan air purifier di dalam rumah agar udara lebih jernih lagi. Ingat, semakin sedikit jumlah polutan, maka udara akan semakin sehat.

 

Sumber referensi:

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/28/10100011/kualitas-udara-jakarta-yang-buruk-jadi-sorotan-ini-8-faktanya-?page=all

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190606201051-199-401463/udara-jakarta-sempat-terburuk-di-dunia-saat-libur-lebaran

https://www.airvisual.com/indonesia/jakarta

https://aqicn.org/city/jakarta/

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t!@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_796219304065.pdf

https://www.who.int/air-pollution/news-and-events/how-air-pollution-is-destroying-our-health

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5122104/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4311076/

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *