Potensi Sampah Hampers : Merayakan Kemenangan dengan Bebas Sampah Hampers

Potensi Sampah Hampers : Merayakan Kemenangan dengan Bebas Sampah Hampers

Hampers Hari Raya

Menjelang perayaan hari raya, masyarakat Indonesia kerap kali mengirim bingkisan atau hampers kepada kerabat dan sanak saudara sebagai bentuk berbagi, kebahagiaan, dan  rasa syukur. Kegiatan seperti ini sudah menjadi kebiasaan bahkan budaya bagi masyarakat untuk menjaga hubungan dan mempererat tali silaturahmi. Meskipun dua tahun terakhir terjadi pandemi COVID-19 yang memaksa seluruh lapisan masyarakat untuk tidak berinteraksi secara langsung, dengan kemajuan teknologi yang tak lagi asing menciptakan cara terbaik untuk tetap memberikan bingkisan/hampers kepada yang terkasih dengan tanpa bertemu. Adanya e-commerce dan jasa kirim membantu masyarakat untuk tetap memberikan afeksi berupa pemberian tanpa perlu bertatap muka secara langsung. Namun, di balik kemudahan itu semua ada dampak negatif yang harus dibayarkan oleh lingkungan.

Hubungan Hampers dengan Dampak Lingkungan

Sadarkah kalian di balik cantiknya hampers-hampers tersebut ternyata mengandung hal buruk yang dapat berpotensi mencemari lingkungan. Hal tersebut merupakan sampah-sampah yang digunakan untuk membungkus sebagai kemasan primer, sekunder, dan tersier demi menjamin keutuhan hampers sampai ke tangan penerima. Kemasan-kemasan yang digunakan tersebut ada yang bersifat dapat didaur ulang dan ada yang tidak dapat didaur ulang. Hal inilah yang dapat berpotensi untuk menambah timbunan sampah menjelang dan saat hari raya.

Sampah hampers seperti plastik pembungkus, stiker, lakban, bubble wrap, dan lain-lain merupakan sampah plastik yang sulit untuk diurai. Pada dasarnya, dari proses produksi hingga tahap pembuangan dan pengelolaan, sampah plastik menghasilkan banyak emisi gas rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global yang berpotensi terhadap perubahan iklim. 

Oleh karena itu, kita harus sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari sebuah hampers untuk lingkungan. Sikap bijak yang dapat kita lakukan yaitu dengan mengolah sampah-sampah yang dihasilkan dengan baik dan benar serta memanfaatkan bahan-bahan yang eco-friendly untuk meminimalisir penggunaan bahan yang berpotensi merusak lingkungan.

Cara Mengolah dan Mengurangi Sampah Hampers

Kemudian pertanyaannya adalah bagaimana mengolah sampah hampers? dan bahan seperti apa yang mestinya digunakan untuk sebuah hampers?

Dalam diskusi di Paviliun Indonesia untuk COP-26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, mengatakan bahwa tanggung jawab pengurangan sampah tidak hanya ada di tangan konsumen tapi juga produsen. Oleh karena itu, produsen harus berusaha menarik kembali kemasan untuk mengurangi sampah dan mendorong upaya daur ulang. Merujuk pada Peraturan Menteri LHK No. 75 Tahun 2019, industri sudah seharusnya membuat perencanaan untuk mengurangi 30% sampah dalam 10 tahun mendatang dan tidak mengeluarkan produk-produk baru dengan potensi menimbulkan sampah baru.

Khusus untuk hampers, sebagai konsumen kita dapat membersihkan label, stiker, dan selotip yang terdapat pada kemasan dan membuangnya ke dalam kategori sampah non-biodegradable (tidak dapat didaur ulang). Kemudian, memilah bagian hampers lainnya ke dalam kategori sampah biodegradable (dapat didaur ulang) seperti kardus dan kertas ucapan. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan kembali kemasan hampers di rumah. Misal, kotak kardus yang dipakai kembali untuk menyimpan barang, kotak plastik yang telah dibersihkan kembali dapat digunakan sebagai kotak menyimpan sisa makanan dan lainnya. Namun, jika tidak, kita dapat membuatnya menjadi ecobrick atau membuangnya ke bank sampah atau agent daur ulang terpercaya.

Biasanya, hampers lebaran berisi makanan yang juga dapat menjadi sampah sisa makanan. Oleh karena itu, untuk mengurangi adanya sampah, kita harus memastikan bahwa makanan habis dimakan atau jika terlalu banyak, dapat membagikannya kepada kerabat lain, tetangga, atau warga kurang mampu. Jika masih ada, kita dapat membuatnya menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanah untuk tanaman rumah.

Alternatif Kemasan Hampers yang Eco-Friendly

Produsen dapat menggunakan alternatif untuk kemasan hampers. Berikut merupakan beberapa alternatif yang dapat digunakan, yaitu untuk pembungkus hampers dapat menggunakan besek, kantong anyaman bambu, atau kantong kain. Penggunaan bubble wrap dapat digantikan dengan potongan kertas daur ulang, sabut kelapa, atau bubble wrap kertas. Selain itu, sebagai masyarakat yang sedang merayakan hari besar, kita dapat mengirimkan hampers lain yang minim kemasan plastik seperti Blue Carbon Package (BCP), planting kit, dan benih buah atau sayur. Kita juga dapat memilih untuk membeli hampers yang masih dalam satu kota/kabupaten untuk mengurangi emisi karbon pada pengirimannya.

Referensi

Damanhuri, E. (2010) in Pengelolaan Sampah. Bandung: Institut Teknologi Bandung, pp. 66–79.

Dev (2022) POTENSI Sampah hampers Dan Bagaimana memanfaatkannya, Zero Waste Indonesia. Available at: https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/potensi-sampah-hampers/ (Accessed: March 10, 2023).

Dewarani, S. (2019) Mengenal Lebih dekat gas Rumah Kaca, Mengenal Lebih Dekat Gas Rumah Kaca | Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY. Available at: https://dlhk.jogjaprov.go.id/mengenal-lebih-dekat-gas-rumah-kaca (Accessed: March 10, 2023).

Mashud (2021) Sampah Kemasan Plastik Dinilai Salah Satu Penyebab Utama Perubahan Iklim, investor.id. Available at: https://investor.id/national/271239/sampah-kemasan-plastik-dinilai-salah-satu-penyebab-utama-perubahan-iklim (Accessed: March 10, 2023).

No Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *